POSISI PARIWISATA JAWA TENGAH DALAM RIPPARNAS
Pariwisata Jawa Tengah memiliki posisi strategis dalam Rencana Induk Pariwisata Nasional (RIPPARNAS). Jawa Tengah diakui sebagai salah satu provinsi dengan potensi pariwisata yang besar dan aktif dalam pembangunan sektor ini.
KAWASAN STRATEGIS PARIWISATA NASIONAL DI JAWA TENGAH
Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) adalah kawasan yang ditetapkan untuk pengembangan pariwisata nasional. KSPN memiliki potensi untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi, sosial, dan budaya.
Provinsi Jawa Tengah memiliki empat Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN): Borobudur dan sekitarnya, Sangiran dan sekitarnya, Karimunjawa dan sekitarnya, Merapi-Merbabu dan sekitarnya dan Dieng dan sekitarnya.
Borobudur-Yogyakarta-Prambanan dan sekitarnya (BYP):
Kawasan ini dikenal dengan Candi Borobudur, Candi Prambanan, dan Yogyakarta, yang merupakan pusat budaya dan sejarah.
Sangiran dan sekitarnya:
Kawasan ini mencakup Kota Surakarta (Solo) yang kaya akan seni, budaya, dan kuliner, serta Museum Sangiran yang menyimpan banyak fosil purba.
Merapi-Merbabu dan sekitarnya:
Kawasan Merapi-Merbabu merupakan salah salah satu daya tarik wisata unggulan di DIY yang memiliki karakter sebagai destinasi wisata alam berbasis keanekaragaman ekosistem Gunung Merapi dan Gunung Merbabu. Gunung Merapi secara khusus juga telah ditetapkan sebagai Taman Nasional Gunung Merapi
Karimunjawa dan sekitarnya:
Kawasan ini terdiri dari Kota Semarang, yang merupakan pusat ekonomi dan pemerintahan, serta Kepulauan Karimunjawa, yang terkenal dengan keindahan alam bawah lautnya.
Dieng dan sekitarnya:
Kawasan ini merupakan dataran tinggi yang terkenal dengan pemandangan matahari terbit dan terbenam yang indah, serta memiliki berbagai objek wisata alam lainnya.
PERWILAYAHAN PEMBANGUNAN DESTINASI PARIWISATA
Perwilayahan Pembangunan DPP meliputi:
DPP (Destinasi Pariwisata Provinsi)
Merupakan kawasan geografis dengan cakupan wilayah Kabupaten/Kota dan/atau lintas Kabupaten/Kota yang di dalamnya terdapat kawasan-kawasan pengembangan pariwisata Provinsi, yang diantaranya merupakan KSPP dan KPPP; memiliki Daya Tarik Wisata yang dapat dikembangkan dan dikenal secara regional, nasional dan internasional, serta membentuk jejaring produk wisata dalam bentuk pola pemaketan produk dan pola kunjungan wisatawan; memiliki kesesuaian tema Daya Tarik Wisata yang mendukung penguatan daya saing; memiliki dukungan jejaring aksesibilitas dan infrastruktur yang mendukung pergerakan wisatawan dan kegiatan Kepariwisataan; dan memiliki keterpaduan dengan rencana sektor terkait.
Perwilayahan DPP terdiri dari:
a. DPP Nusakambangan – Baturraden dan sekitarnya berpusat di Purwokerto sebagai Hub Sekunder;
b. DPP Semarang – Karimunjawa dan sekitarnya berpusat di Semarang sebagai Hub Sekunder;
c. DPP Solo – Sangiran dan sekitarnya berpusat di Surakarta sebagai Hub Sekunder;
d. DPP Borobudur – Dieng dan sekitarnya berpusat di Magelang sebagai Hub Tersier:
e. DPP Tegal – Pekalongan dan sekitarnya berpusat di Tegal sebagai Hub Tersier; dan
f. DPP Rembang – Blora dan sekitarnya berpusat di Rembang sebagai Hub Tersier.
KSPP (Kawasan Strategis Pariwisata Provinsi)
Kawasan Strategis Pariwisata Provinsi (KSPP) adalah wilayah yang memiliki potensi besar untuk dikembangkan sebagai destinasi wisata yang memiliki pengaruh penting terhadap ekonomi, sosial, budaya, dan lingkungan dalam lingkup provinsi. KSPP memiliki peran penting dalam penataan ruang dan pembangunan pariwisata di tingkat provinsi.
Memiliki fungsi utama pariwisata atau potensi pengembangan pariwisata; memiliki sumber daya pariwisata potensial untuk menjadi Daya Tarik Wisata unggulan dan memiliki citra yang sudah dikenal secara nasional; memiliki potensi pasar, baik skala regional, nasional maupun internasional; memiliki posisi dan peran potensial sebagai penggerak investasi; memiliki lokasi strategis yang berperan menjaga persatuan dan keutuhan wilayah; memiliki fungsi dan peran strategis dalam menjaga fungsi dan daya dukung lingkungan hidup; memiliki fungsi dan peran strategis dalam usaha pelestarian dan pemanfaatan aset budaya, termasuk di dalamnya aspek sejarah dan kepurbakalaan; memiliki kesiapan dan dukungan masyarakat; memiliki kekhususan dari wilayah; berada di wilayah tujuan kunjungan pasar wisatawan utama dan pasar wisatawan potensial nasional; dan memiliki potensi kecenderungan produk wisata masa depan. Provinsi Jawa Tengah memiliki empat Kawasan Strategis Pariwisata (KSP) yang telah ditetapkan sebagai prioritas pengembangan pariwisata nasional. KSP-KSP tersebut meliputi Borobudur-Yogya Dskt, Semarang-Karimunjawa Dskt, dan Solo-Sangiran Dskt. Selain itu, Dataran Tinggi Dieng juga merupakan KSP yang penting bagi Jawa Tengah.
Borobudur-Yogya Dskt:
Kawasan ini mencakup Candi Borobudur, Candi Prambanan, dan Yogyakarta, yang terkenal dengan budaya, sejarah, dan kerajinan tradisionalnya.
Semarang-Karimunjawa Dskt:
Kawasan ini mencakup Kota Semarang, dengan Kota Lama dan Masjid Agung Jawa Tengah, serta Kepulauan Karimunjawa, yang terkenal dengan keindahan alam bawah lautnya.
Solo-Sangiran Dskt:
Kawasan ini mencakup Kota Solo, yang kaya akan budaya dan sejarah, serta Situs Sangiran, yang merupakan situs purbakala penting.
Dataran Tinggi Dieng:
Kawasan ini terkenal dengan pemandangan alam yang indah, seperti kawah, danau, dan pemandangan matahari terbit dan terbenam.
3. KPPP (Kawasan Pengembangan Pariwisata Provinsi)
Kawasan pengembangan pariwisata provinsi (KPPP) adalah wilayah yang ditetapkan oleh pemerintah provinsi untuk dikembangkan menjadi destinasi wisata yang lebih menarik dan berkelanjutan. Kawasan ini memiliki potensi wisata yang belum tergarap secara optimal dan memerlukan pengembangan lebih lanjut untuk meningkatkan daya tarik, kualitas, dan aksesibilitasnya.
KPPP memiliki fungsi utama pariwisata atau potensi pengembangan pariwisata; memiliki sumber daya pariwisata potensial untuk menjadi Daya Tarik Wisata dan memiliki citra yang sudah dikenal secara skala regional; memiliki potensi pasar skala regional dan nasional; d. memiliki posisi dan peran potensial sebagai penggerak investasi; memiliki lokasi strategis yang berperan menjaga persatuan dan keutuhan wilayah; memiliki fungsi dan peran strategis dalam menjaga fungsi dan daya dukung lingkungan hidup; memiliki fungsi dan peran strategis dalam usaha pelestarian dan pemanfaatan aset budaya, termasuk di dalamnya aspek sejarah dan kepurbakalaan; memiliki kesiapan dan dukungan masyarakat; memiliki kekhususan dari wilayah; berada di wilayah tujuan kunjungan pasar wisatawan potensial nasional; dan memiliki potensi kecenderungan produk wisata yang dapat dikembangkan di masa yang akan datang.
WILAYAH PENGEMBANGAN PROVINSI JAWA TENGAH
Wilayah pengembangan provinsi adalah konsep yang digunakan dalam perencanaan pembangunan untuk meningkatkan integrasi dan pertumbuhan ekonomi antar wilayah dalam sebuah provinsi. Konsep ini bertujuan untuk mempromosikan keseimbangan pertumbuhan ekonomi, mengurangi disparitas antar wilayah, dan meningkatkan daya saing regional.
Wilayah pengembangan di Provinsi Jawa Tengah dibagi menjadi 10 wilayah pengembangan yang bertujuan untuk mewujudkan ruang wilayah yang berdaya saing dengan fokus pada pertanian, industri, dan pariwisata, sambil menjaga kelestarian alam dan pemerataan pembangunan.
Pengembangan wilayah di Jawa Tengah bertujuan untuk menciptakan ruang wilayah yang kompetitif, dengan mengoptimalkan potensi di sektor pertanian, industri, dan pariwisata. Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Jawa Tengah menjadi pedoman dalam penataan ruang dan penyusunan program pembangunan, yang mencakup arahan kebijakan dan strategi pemanfaatan ruang wilayah.
WILAYAH PENGEMBANGAN PARIWISATA
Wilayah pengembangan pariwisata Provinsi Jawa Tengah mengacu pada Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah No 8 Tahun 2024 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah yang membagi Provinsi Jawa Tengah menjadi 10 wilayah pengembangan yang terdiri dari:
WP Cibalingmas
WP Keburejo
WP Wonobanjar
WP Gelangmanggung
WP Subosukawonosraten
WP Banglor
WP Jekuti
WP Kedungsepur
WP Petanglong
WP Bregasmalang
TUJUAN
Memastikan kekuatan dan keunggulan wilayah tematik direncanakan dan dipromosikan dengan baik;
Memastikan pengembangan pariwisata yang dilakukan sesuai dengan sumber daya yang dimiliki serta harapan dan trend pasar wisata;
Memaksimal manfaat ekonomi masyarakat
Membantu membangun dan mengelola sarana, prasarana dan layanan yang berkaitan dengan keunggulan dan kekuatan wilayah;
Integrasi pembangunan pariwisata;
Menjaga karakter wilayah;
Memastikan informasi yang tepat bagi pengembangan investasi pariwisata;
Perencanaan dan implementasi pembangunan pariwisata dapat dilakukan secara terintegrasi dan komprehensif.
WILAYAH TEMATIK PENGEMBANGAN PARIWISATA
Berbasiskan pada 10 wilayah pengembangan Provinsi Jawa Tengah, jawa tengah dibagi ke dalam 6 wilayah tematik pariwisata yang terdiri dari:
Wilayah Tematik "Cultural Heritage Tourism"
"Cultural Heritage" merupakan tema utama wilayah tematik ini yang terdiri dari 11 kabupaten kota yang merupakan gabungan dari 3 wilayah pengembangan, yaitu WP Kedungsepur, WP Banglor dan WP Gelangmanggung. Pusat distribusi wisatawan wilayah tematik ini adalah Kota Semarang dan memiliki hub distribusi wisatawan, yaitu Kota Magelang.
Wilayah tematik "Cultural Heritage Tourism" memiliki memiliki sub tema pengembangan tematik yang merupakan kekuatan/keunggulan dari setiap kabupaten/kota. Sub-tema tersebut adalah:
Heritage Tourism : Kabupaten Rembang, Kabupaten Magelang dan Kota Semarang;
Ethnic Tourism : Kabupaten Blora;
Volcano Tourism : Kabupaten Grobogan;
Pilgrimage and Religious Tourism : Kabupaten Demak;
Industrial Tourism : Kabupaten Kendal;
Gastronomic Tourism : Kota Salatiga;
Edu-Tourism : Kota Magelang;
Mountain Tourism : Kabupaten Temanggung.
Wilayah Tematik "Ecotourism"
"Ecotourism" merupakan tema utama wilayah tematik ini yang terdiri dari 6 kabupaten/kota yang merupakan gabungan dari 2 wilayah pengembangan, yaitu WP Bregasmalang dan WP Cibalingmas. Pusat distribusi wisatawan wilayah tematik ini adalah Kota Pemalang dan Kota Purwokerto.
Wilayah tematik "Ecotourism" memiliki 4 sub tema pengembangan tematik yang merupakan kekuatan/keunggulan dari setiap kabupaten/kota. Sub-tema tersebut adalah:
Ecotourism : Kabupaten Brebes, Kabupaten Purbalingga dan Kabupaten Banyumas;
Wellness Tourism: Kabupaten Tegal;
Beach Tourism: Kabupaten Cilacap dan Kota Tegal;
Agritourism : Kabupaten Pemalang.
Wilayah Tematik "Geotourism"
"Geotourism" merupakan tema utama wilayah tematik ini yang terdiri dari 4 kabupaten/kota yang merupakan gabungan dari 2 wilayah pengembangan, yaitu WP Keburejo dan WP Wonobanjar. Pusat distribusi wisatawan wilayah tematik ini adalah Kota Wonosobo dan memiliki 2 hub distribusi wisatawan, yaitu Kota Kebumen dan Kota Banjarnegara.
Wilayah tematik "Geotourism" memiliki 4 sub tema pengembangan tematik yang merupakan kekuatan/keunggulan dari setiap kabupaten/kota. Sub-tema tersebut adalah:
Ecotourism : Kabupaten Purworejo;
Geotourism: Kabupaten Kebumen;
Geo-cultural Tourism: Kabupaten Banjarnegara;
Eco-Cultural Tourism: Kabupaten Wonosobo.
Wilayah Tematik "Marine Tourism"
"Marine Tourism" merupakan tema utama wilayah tematik ini yang terdiri dari 3 kabupaten yang merupakan 1 wilayah pengembangan, yaitu WP Jekuti. Pusat distribusi wisatawan wilayah tematik ini adalah Kota Jepara dan Kota Kudus.
Wilayah tematik "Marine Tourism" memiliki 3 sub tema pengembangan tematik yang merupakan kekuatan/keunggulan dari setiap kabupaten/kota. Sub-tema tersebut adalah:
Marine Tourism : Kabupaten Jepara;
Pilgrimage Tourism: Kabupaten Kudus;
Agri-marine Tourism : Kabupaten Pati.
Wilayah Tematik "Shopping Tourism"
"Shopping Tourism" merupakan tema utama wilayah tematik ini yang terdiri dari 3 kabupaten/kota yang merupakan 1 wilayah pengembangan, yaitu WP Petanglong. Pusat distribusi wisatawan wilayah tematik ini adalah Kota Pekalongan.
Wilayah tematik "Shopping Tourism" memiliki 3 sub tema pengembangan tematik yang merupakan kekuatan/keunggulan dari setiap kabupaten/kota. Sub-tema tersebut adalah:
Shopping Tourism : Kota Pekalongan;
Pilgrimage Tourism: Kabupaten Pekalongan;
Industrial Tourism : Kabupaten Batang.
Wilayah Tematik "Event Tourism"
"Event Tourism" merupakan tema utama wilayah tematik ini yang terdiri dari 7 kabupaten/kota yang merupakan 1 wilayah pengembangan, yaitu WP Subosukawonosraten. Pusat distribusi wisatawan wilayah tematik ini adalah Kota Surakarta.
Wilayah tematik "Event Tourism" memiliki 7 sub tema pengembangan tematik yang merupakan kekuatan/keunggulan dari setiap kabupaten/kota. Sub-tema tersebut adalah:
Theme Park Tourism : Kabupaten Boyolali;
Archaeo Tourism: Kabupaten Sragen;
Event Tourism : Kota Surakarta;
Ecotourism : Kabupaten Karanganyar;
Creative Tourism : Kabupaten Sukoharjo;
Wellness Tourism : Kabupaten Klaten;
Geotourism : Kabupaten Wonogiri.